KEGIATAN PENGABMAS DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING
Category : Academic Excellence , Commercialization
Kegiatan Pengabdian masyarakat merupakan salah satu kewajiban institusi perguruan tinggi karena mengacu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi selain melaksanakan pendidikan dan penelitian tetapi juga pengabdian masyarakat. Pengabdian Masyarakat juga menjadi salah satu upaya institusi perguruan tinggi untuk ikut serta dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kesehatan.
Kewaspadaan akan peningkatan kasus stunting di Kabupaten Klaten menjadi salah satu latar belakang kegiatan pengabdian masyarakat yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten bersama dengan Jurusan Jamu Poltekkes Surakarta. Jurusan Jamu salah satu institusi perguruan tinggi yang bergerak dibidang kesehatan tradisional dirasa mampu untuk membantu Dinas Kesehatn Klaten untuk memberikan ilmu pengetahuan tentang pangan fungsional berbahan dasar tanaman obat yang bermanfaat untuk meningkatkan status gizi anak guna mencegah stunting. Tren penggunaan tanaman obat juga sudah mulai dilirik kembali serta telah terbukti dan teruji manfaat yang ditimbulkan dari pengkonsumsian tanaman obat.
Kegiatan Pengabdian masyarakat dilakukan selama 2 hari dengan sasaran 10 desa yang ada di Kabupaten Klaten. Pelaksanaan pengabmas mengerahkan 5 tim dimana tiap tim terdiri dari 5 orang anggota yang berisikan dosen pengajar serta instruktur praktik. Sasaran utama pada kegiatan ini adalah masyarakat desa khususnya para ibu-ibu dan kader kesehaan yang merupakan ujung tombak utama dalam upaya peningkatan derajat kesehatan di masyarakat. Pada kegiatan ini focus utamanya yaitu untuk mencegah serta menekan angka stunting dengan pembuatan makanan fungsional berbahan dasar utama daun kelor.
Daun kelor atau dalam bahasa latin bernama Moringa oleifera merupakan salah satu tanaman dengan berjuta manfaat di dalamnya salah satunya untuk menambah produksi ASI serta peningkat status gizi pada ibu hamil dan anak-anak. Kandungan yang ada pada daun kelor antara lain kalsium, potassium, antioksidan, vitamin C dan vitamin A yang kebanyakan memang merupakan zat akif untuk meningkatkan status gizi pada anak-anak.
Pemenuhan status gizi yang paling mudah dilakukan yaitu dengan pemanfaatan daun kelor untuk diolah dalam bentuk sediaan makanan fungsional supaya mudah dikonsumsi serta diminati oleh masyarakat khususnya ibu hamil dan anak-anak. Pada kegiatan pengabdian ini Jurusan Jamu memberi pelatihan pada ibu-ibu dan peugas kader membuat berbagai bentuk makanan fungsional antara lain nugget daun kelor, sayur bening daun kelor, es krim daun kelor, agar-agar buah bit, sirup jamu dan jamu cekok. Contoh makanan fungsional itu dipilih karena dirasa cocok untuk penambah gizi anak dan ibu hamil serta dapat menambah nafsu makan untuk anak.
Selain untuk meningkatkan status gizi pelatihan pada kader kesehatan juga bisa meningkatkan produktifitas dari masyarakat jika dikembangkan kearah usaha atau komersialisasi dari contoh produk yang diberikan karena cara pembuatannya yang cukup mudah. Menurut masyarakat kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Klaten dibantu Jurusan Jamu Poltekkes Surakarta ini sangatlah bermanfaat dan diharapkan bisa diadakan rutin atau bisa menyeluruh ke setiap desa di Kabupaten Klaten.