Kegiatan acara ini diadakan pada Senin, 12 April 2021 pada pukul 09.00 WIB – Selesai dan lokasi acara ini adalah Joglo Taman Wisata Jamu PUJAKESUMA Nglorogrejo, Desa Jeblog, Karanganom, Klaten.
Pembukaan oleh Defi Rahmawati (Bidan Puskesmas Karanganom)
Sambutan oleh Fajar Hendri Prakosa (Lurah Desa Jeblog)
Sambutan oleh Athanasia Budi Astuti (Kapus Pengembangan Pendidikan dan Ketua PUI-PUJAKESUMA)
Pemaparan Materi oleh Dosen Perwakilan Jurusan Farmasi
Pemateri oleh Riska Chandra Pradana, S.Kp, Ners, M.PH dan Nutrisia Aquariushinta Sayuti, M.Sc
Tema materi yaitu Pasca Panen dan Pengolahan Bunga Telang
Pemaparan Materi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten
Pemateri oleh Drs. Bambang Sugiyarti dan Sri Iswanto, S.Pd, M.PH
Tema materi yaitu Bahan Tambahan Pangan, Kemanan Pangan dan Cara Produksi Pangan yang Baik (Perizinan IRT)
Penutupan oleh Defi Rahmawati (Bidan Puskesmas Karanganom)
Kegiatan workshop ini diadakan pada Sabtu, 10 April 2021 melalui zoom meeting. Untuk tema workshop ini adalah Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Dengan Upaya Kesehatan Tradisional Pada Masa Pandemi.
Susunan acara antara lain pembukaan, sambutan, inti dan penutup
Sambutan oleh Bp. Indarto (Ketua Jurusan Jamu) : Mempersilahkan dan memperlihatkan profil DIII Jamu, Memperlihatkan visi dan misi Jurusan Jamu dan Keunggulan dari Jurusan Jamu adalah estetika tradisional
Sambutan oleh dr. Wiendra Waworuntu (Direktur Yankestrad) : Menceritakan perjalanan dari Jakarta sampai ke Jurusan Jamu dengan berkeliling ke semua instansi yang berhubungan dengan jamu
Diskusi
Bp. Bambang : Obat-obat tradisional tidak masuk BPJS. Baru dipikirkan karena dalam pelaksanaan lebih mahal fitofarmaka. Jurusan jamu baru membuat standar, mohon untuk dapat difasilitasi dan dapat mempunyai jabatan fungsional
Ibu Wiendra : Untuk jabatan fungsional akan diusulkan segera, mengingat kebutuhan pelayanan sudah banyak
Ibu Gita : Jabatan fungsional bisa, jika sudah ada formasi PNS untuk itu dan akan diusulkan ke Menpan untuk formasi Nakestrad
Ibu Wiendra : Lulusan Jamu nakestrad sudah banyak, tetpai lebih banyak terserap ke industry. Kita bisa melebar ke pelayanan karena modalitas kita sudah cukup untuk dapat membuka praktek sendiri, tinggal menunggu keputusan Menteri Kesehatan untuk pembuatan Permenkes.
Penyerahan surat dari Menkes tentang pengakuan ppkestrajamnas sebagai mitra pemerintahan
Pembicara dan Panitia Seminar Internasional, Jurusan Jamu Poltekkes Kemenkes Surakarta pada 20 Januari 2020
JamuDigital.Com- PIONER MEDIA
ONLINE & MARKETPLACE JAMU INDONESIA. Jurusan Jamu Poltekkes Kemenkes Surakarta
menyelenggarakan seminar internasional upaya meramu jamu yang rasional “1st
International Conference on “1st International Conference on Traditional
Medicine” kerjasama antara HMJ Jurusan Jamu, Jurusan Jamu
Poltekkes Kemenkes Surakarta dan COE Poltekkes Kemenkes Surakarta, 20 Januari
2020 di Surakarta, Jawa Tengah.
Seminar 1st International Conference on
Traditional Medicine ini dihadiri mahasiswa, praktisi kesehatan
tradisional, akademisi, birokrat, kalangan industri dengan jumlah sekitar 500
orang. Tema seminar adalah “The Effort to Develop Health
Traditional Service with Rational Holistic Approach”.
Latar belakang pemilihan tema tersebut
terkait dengan semakin banyaknya bukti penelitian beberapa ramuan Jamu secara
klinis, namun hingga saat ini masih banyak kalangan masyarakat yang apriori
terhadap penggunaan Jamu. Sementara, saat ini penelitian Jamu berbasis
pelayanan sudah banyak dipelopori pada beberapa fasilitas pelayanan kesehatan
tradisional dan terbukti ramuan Jamu tersebut bermanfaat, aman, menyehatkan dan
mampu mengurangi gejala gangguan kesehatan.
Seminar ini menghadirkan pakar bidang
kesehatan tradisional dari 4 negara, yang mengupas dan meyakinkan tentang
manfaat Jamu sebagai warisan budaya leluhur untuk kesehatan, bukti-bukti
penelitian ilmiah tentang Jamu, cara menyediakan ramuan yang baik, aman,
bermanfaat, rasional, sesuai dengan kepakaran masing-masing.
Sebagai keynote speaker Dr. dr. Ina
Rosalina, Sp.A(K), M.Kes., MH.Kes., Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional
Kementerian Kesehatan RI., yang menyampaikan gambaran besar tentang
keadaan dan paradigma pengobatan tradisional saat ini yang semakin diminati
oleh masyarakat. Pada kesempatan ini, juga disampaikan bagaimana perhatian
pemerintah terhadap pengobatan tradisional dengan mendirikan beberapa fasilitas
di berbagai daerah dan juga membuat regulasi tentang pelayanan kesehatan
tradisional.
Tampil sebagai pembicara pertama: Husen
Ahmad Baajry, M.D., Ph.D. Founder Tourist Hospital di Purwakarta.
Konsep dari pengobatan di rumah sakit ini adalah mengobati secara perlahan,
mulai dari mengubah pola mkan & gaya hidup hingga pada akhirnya yaitu
memberikan kesempatyan pada tubuh untuk mengobati sendiri gangguan yang
dirasakan. Beliau juga menulis buku tentang pengobatan alami yang dilakukan
oleh tubuh manusia sendiri.
Pembicara selanjutnya yaitu: dr.
Julia Rakus, MA. dari Austria. Saat ini masih berprofesi sebagai
dokter di unit gawat darurat di salah satu rumah sakit terkenal di Vienna,
Austria. Materi yang disampaikan tentang bagaimana mengintegrasikan pengobatan
konvensional dengan pengobatan tradisional, terutama pada penderita kanker yang
sudah kronis. Diantaranya menggunakan terapi akupuntur, TCM, Yoga, dan lain
sebagainya
Pembicara ketiga: Prof. Dr. Nahlah
Elkudssiah Ismail dari Malaysia, Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Operasi di Fakultas Farmasi di MAHSA University Malaysia. Sudah menerbitkan
lebih dari 200 publikasi termasuk artikel jurnal penelitian, prosiding, buku,
dan majalah. Materi yang dibahas berupa penggunaan madu dalam pengobatan anti
stress/anti-stress. Madu yang dimaksud adalah madu akasia yang sudah terbukti
khasiatnya berdasarkan penelitian yang dilakukan beliau.
Pembicara yang terakhir: dr.
Fransiscus Kiki Sulistyo dari Jerman. Beliau warga Indonesia, asli
dari Malang. Mengenyam berbagai pendidikan di Jerman hingga saat ini menetap di
Jerman. Beliau juga membuka pelayanan klinik secara privat di Dormagen, Jerman.
Materi yang disampaikan antara lain pengintegrasian antara pengobatan
konvensional dengan tradisional, terutama yang menggunakan ramuan.
Selain menggunakan ramuan, dr. Kiki juga sering menggunakan pengobatan dengan metode tradisional untuk membantu pemulihan pasiennya, antara lain dengan Chinnese Herbal Medicine, akupunktur, dan tuina.Upaya ini dilakukan untuk menggairahkan kembali pengembangan jamu sebagai warisan budaya leluhur, sehingga dapat diterapkan dalam mengembangkan upaya pelayanan kesehatan tradisional secara holistik yang rasional. Redaksi JamuDigital.Com
jamudigital.com
Sumber : https://www.jamudigital.com/berita?id=Poltekkes_Kemenkes_Surakarta:_Seminar_Internasional_Meramu_Jamu_yang_Rasional
DOKUMENTASI
Youtube Politeknik Kesehatan Surakarta
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=9GBSqQmHuVM
SOLO – Kini produk jamu tidak boleh lagi dipandang sebelah mata. Diracik tangan-tangan muda mahasiswa Politeknik Kesehatan Surakarta, karya warisan luhur itu dipamerkan di lobi Gedung Pertemuan D’ Wangsa Hotel Lor In Solo sebagai pengobatan holistik masa kini. Acara itu dikemas berbarengan di acara The First International Conference on Traditional Medicine (Senin, 20/01). Peminat pengobatan tradisional pun juga cenderung meningkat. Sebanyak 600 peserta seminar yang datang dari penjuru Indonesia disambut stan pameran yang memajang berbagai produk jamu herbal. Ada jamu Pilis Ayu. Konon jamu yang biasa ditempel di dahi bagi ibu habis melahirkan itu bermanfaat untuk meredakan demam. Produk lain adalah Boreh Kalang Tinantang. Ramuan ini bagus untuk rileksasi, mengatasi capek dan bisa mengangkat kulit mati. Bagi yang merasakan pegal-pegal ada ramuan Parem. Racikan berbahan jahe, tepung beras, kencur dan minyak gandapura ini bisa mengatasi lelah tubuh secara alami. Jamu yang dipamerkan itu adalah karya mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta. Selain sebagai bagian tugas kuliah, pameran ini menjadi edukasi masyarakat untuk menggunakan bahan ekstrak sebagai bagian pengobatan masa kini. “Pameran produk jamu ini karya para mahasiswa. Selain dari Poltekes Surakarta ada juga ada dari Poltekes Semarang, Bandung dan Jakarta. Semua bahan yang diramu adalah bahan alami” kata Robikh, mahasiswa Jurusan Jamu, Politeknik Kesehatan Surakarta Semester IV (20/01). Dia menambahkan ada buku-buku yang dijadikan pedoman masyarakat dalam pemanfaatan produk ekstrak. Ada buku Jamu Tradisional Indonesia atau Fu Hai yang berisi daftar tanaman obat bisa menjadi rujukan. Director of Traditional and Complementary Health Service Ministry of Health of Indonesia Ina Rosalina sekaligus keynote speaker The First International Conference on Traditional Medicine menjelaskan pemanfaatan obat tradisional oleh masyarakat cenderung meningkat. “Berdasarkan hasil penelitian kesehatan dasar pemanfaatan obat tradisional meningkat dari 30% di tahun 2013 meningkat menjadi 52% di tahun 2018. Yang penting bagi masyarakat jangan mencampur obat tradisional dengan bahan kimia. Khususnya penggiat dan profesi jamu tradisional perlu melengkapi Surat Keterangan Register (SKP)” jelas Ina. Ina mencontohkan adalah pemanfaatan jati Belanda yang bisa diramu menjadi teh dan efektif untuk diet obesitas. Hanya memang pengobatan tradisional yang sudah diterapkan ini belum bisa diklaimkan di BPJS. Tapi usaha ini tetap dilakukan agar jamu menjadi salah satu warisan budaya. The First International Conference on Traditional Medicine selain mengusung Ina Rosalina sebagai keynote speaker, acara yang berlevel internasional itu juga menghadirkan pembicara dari 4 negara. Panitia menghadirkan dr Julia Rakus dari Austria, Prof Dr dr Nahlah Elkudssiah Binti Ismail Ph.D dari Malaysia, dr Kiki Sulityo dari dari Jerman dan dr Husen A Bajry MA. Ph.D dari Indonesia sekaligus owner Rumah Sakit Holistic Medecine di Purwakarta
klatenkab.go.id | Website Pemkab Klaten
Sumber : https://klatenkab.go.id/peminat-obat-tradisional-terus-meningkat/
Kegiatan Kreanova tingkat jurusan jamu merupakan kegiatan yang dilakukan setiap setahun sekali. Kegiatan ini dilakukan untuk membuat inovasi-inovasi mahasiswa jurusan jamu tersalurkan dan terasah lebih baik. Dengan potensi-potensi bahan alam yang sangat beraneka ragam di Indonesia, inovasi pembuatan produk baru bisa dikembangkan dan kegiatan ini mewadahi kreativitas dan inovasi tersebut. Kegiatan Kreanova ini diadakan pada hari Sabtu, 7 Desember 2019 di Jurusan Jamu.
Produk yang dilombakan adalah Produk tradisional kosmetik dan makanan fungsional seperti minuman, ratus, pilis, makanan berbahan jamu dan lain-lain.
1. PRODUK RATUS
Salah satu dari produk
adalah ratus. Ratus adalah perawatan dengan penguapan di daerah kewanitaan
menggunakan rempah-rempah kering yang dibakar menggunakan tungku khusus. Ramuan atau rempah-rempah tersebut disebut
ratus.
Ramuan ratus ini
terdiri dari tumbuhan herbal, rempah dan akar tumbuh-tumbuhan seperti teh
hijau, cempaka, mawar, melati, yang kemudian dikeringkan.
Rasanyawang (Ratus Sari Wangi) merupakan salah satu produk ratus untuk perawatan gurah organ intim kewanitaan. Produk Rasanyawang terdiri dari bahan rempah yang dikeringkan atau simplisia.
Produk Ratus Sari Wangi Rasanyawang
2. MINUMAN BOBA
Boba adalah bola tapioka yang biasanya menjadi isian dari minuman bubble tea. Boba berbahan dasar tepung tapioka yaitu tepung dari singkong. Tapioka itu sendiri tidak memiliki banyak rasa, sehingga rasa manis dari boba sebagian besar berasal dari gula atau madu yang direndam sebelum disajikan
Minuman ini bernama Cazing Healthy Boba. Namun pada minuman ini boba memiliki komposisi berupa tepung tapioka, nutrijell plain, pewarna (kunyit, pandan, secang dan telang). Dan sirup yang digunakan antara lain jahe, secang, gula pasir, kapulaga, cengkeh, kayu manis, sereh dan susu.
Khasiat dari minuman boba ini adalah untuk menyegarkan tubuh, meningkatkan nafsu makan dan memperbaiki mood.
Produk Cazing Healthy Boba
3. BEDAK DINGIN
Bedak dingin adalah bedak untuk menyejukkan muka supaya kulit tidak cepat rusak karena sinar matahari (biasa dipakai pada waktu malam). Bedak dingin merupakan salah satu produk perawatan kulit wajah yang terbuat dari bahan alami yaitu tepung beras.
Bedak dingin ini bernama CARSOLA. Bedak dingin ini memiliki komposisi berupa daucus carotta, Salanum tuberosum, Rossa spp dan oryza sativa.’
Khasiat dari bedak dingin ini adalah untuk menghilangkan jerawat, mencegah kerutan, mendinginkan, mencerahkan dan melembabkan wajah.
Gelaran puncak Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55 bertema Generasi Sehat Indonesia Unggul di Alun Alun Klaten, Minggu pagi tanggal 17 November 2019 berlangsung meriah. Hari peringatan HKN diperingati setiap tahunnya baik di pusat maupun di daerah, tidak ketinggalan pemerintah kabupaten Klaten juga ikut menyemarakkan peringatan tersebut. Ada banyak serangkaian kegiatan yang dilakukan mulai dari penghargaan untuk tenaga kesehatan berprestasi, lomba kesehatan, peluncuran aplikasi Matur Dokter sampai dengan Pameran kesehatan yang diikuti oleh berbagai instansi kesehatan yang ada di Kabupaten Klaten.
Hari Kesehatan Nasional di Alun-Alun Klaten
Kampus 3 Poltekkes Kemenkes Surakarta merupakan salah satu institusi kesehatan di wilayah Kabupaten Klaten juga turut serta dalam memeriahkan puncak acara HKN Ke-55 Kabupaten Klaten. Poltekkes Surakarta yang memiliki keunggulan dalam bidang kesehatan tradisional menampilkan berbagai produk unggulan dari mahasiswa berupa produk estetika tradisional juga produk pangan fungsional yang berasal dari tanaman obat. Keunikan dari stand Jurusan Jamu Poltekkes Kemenkes Surakarta dengan menampilkan berbagai produk inovasi mahasiswa membuat stand banyak dikunjungi oleh pengunjung yang ingin mengetahui lebih dalam tentang jamu atau tanaman obat.
Jurusan Jamu Poltekkes Kemenkes Surakarta
Produk dari inovasi mahasiswa berupa produk kecantikan tradisional yang dapat digunakan atau juga dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat dalam merawat kecantikan. Pangan fungsional juga salah satu produk yang ditampilkan dalam pameran yang juga merupakan produk inovasi dari mahasiswa dalam upaya pemenuhan gizi masyarakat karena berbahan dasar dari bahan-bahan yang bernilai tingi ataupun bahan yang sejatinya bernilai tinggi namun jarang dimanfaatkan seperti kulit pisang.
Dengan keikutsertaan Jurusan Jamu Poltekkes Kemenkes Surakarta dalam acara pameran peringatan HKN Ke-55 Kabupaten Klaten secara tidak langsung telah menambah pengetahuan masyarakat klaten tentang pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan dasar produk kecantikan tradisional juga pangan fungsional yang dapat meningkatkan gizi masyarakat. Keikutsertaan itu juga bermanfaat untuk Jurusan Jau Poltekkes Surakarta untuk mempromosikan Jurusan Jamu ke masyarakat agar Jurusan Jamu ataupun Poltekkes Surakarta tambah dikenal oleh masyarakat.